Selasa, 19 Januari 2010

DARI SEORANG PENYENDIRI KEPADA AYAHNYA

Ingin ku sampaikan ini padamu,
Meski aku tidak terbiasa menjadi melankolis
Di hadapanmu

Rasanya waktu berjalan terlalu cepat bagi kita berdua
Seperti baru kemarin rasanya aku masih menjadi anak-anak
Namun tanpa terasa kini aku sudah menjadi dewasa sepertimu

Kita memang sering tak sejalan
Karena kita sama-sama laki-laki yang keras kepala
Yang tidak mempercayakan takdir kita pada kata orang lain
Dan enggan menyerah sampai akhir

Engkau seperti tidak pernah termakan zaman
Meski bahu kukuhmu mulai surut menahan beban
Namun matamu senantiasa berbinar seperti dahulu
Tiap kali menatap anak-anakmu

Jika kemarin hari atau besok kita berselisih
Aku tahu kau tidak pernah menganggapnya serius
Selain sebagai dinamika pencarian jati diri untukku
Dan dengan mudah kau akan memaafkannya begitu saja

Dalam renungan-renungan kesendirianku
Kuingat lagi petuah-petuahmu abadimu
Yang kuukir di sisi relung hatiku
Pengalaman memang telah mengajarkanmu tentang segalanya
Rumusan kehidupan yang awam aku selami

Engkau adalah Ayahku!!!
Yang selamanya mengalirkan darah di tubuhku
Yang mewariskan namamu di ujung namaku
Agar aku tak salah langkah....

Pontianak, Januari 2010

5 komentar: