Resapilah indahnya hidup
Dalam secangkir kopi di pagi hari
Kemudian nikmatilah saat-saat penuh filosofi
Ketika kesadaran meraih kebebasan berimaji
Sisihkan waktu sejenak menyiapkan bara
Bila panas menyenangkan, mengapa puas pada kebekuan
Siapkanlah cangkir terbaikmu
Karena hal-hal baik, memang perlu yang terbaik
Satu, dua, atau tiga ini hanya soal selera
Manis adalah pilihan, getir adalah kenyataan
Memang tak ada korelasi lelaki dan kelatnya rasa
Tapi hanya pemberani yang berkawan dengan tantangan
Harumnya adalah pemikat
Butiran itu larut dalam udara
Menebar nuansa menghangatkan suasana
Ibarat sebuah proses, menjelmalah bersama masa
Dari tanah, lalu menjadi tak sekedar aroma
Hitamnya tak bermakna apa-apa
Karena lidah memang lebih fasih dari mata
Sensasinya mungkin berbeda-beda
Bersahabat, erat, kadang terlalu pekat
Tapi ia menjadi candu, membuat kita mengulangnya selalu
Mungkin serupa juga dengan hidup
Walau kadang terasa terlalu pahit
Selalu ada nikmat yang bisa kita syukuri
Selalu ada syukur yang bisa kita nikmati
Ku habiskan isi cangkirku
Mengecap apa yang tersisa di dasarnya
Mungkin kopi ini terlalu kental
Dan aku, tak berniat terjaga selamanya