Selasa, 04 Desember 2012

PENCARI CAHAYA

Kekasihku tunjukkan aku jalan
Bawakan aku lilin untuk penerang

Telah cukup aku berteman dengan malam
Sekarang aku ingin Kau bawa aku
Menuju jalan-Mu yang lurus
Agar cepat hati ini menjadi luruh
Dalam sinar gemerlap kasih-Mu

Kekasihku tunjukkan aku jalan
Bawakan aku lilin untuk penerang

Tiap detik yang ku ingat menjadikanku
Pembunuh.....

September 05

Selasa, 02 Oktober 2012

UNTUK ZU



Untukmu, Zu…
Emak ingin bertemu!
Ia ingin bercerita banyak hal
Tentang anak laki-lakinya yang sebentar lagi akan jadi milikmu

Jika telah sampai waktunya
Emak akan melepas bocah bengalnya ini kepadamu
Hanya kepadamu, Zu…
Rawatlah ia dengan kasih sayang terbaik yang bisa kau beri
Sekarang hanya kaulah yang ia punya
Logika sederhananya tidak cukup menjalani hidup ini sendirian
Ia butuh kau, Zu…

Pada akhirnya Emak akan menitipkan buah hatinya kepadamu
Si jantan yang ia rawat itu, kini telah menemukan betinanya
Hanya ini pesan Emak untukmu, Zu…
Bersabarlah menghadapinya
Dia terkadang memang suka bertindak bodoh
Amarahnya sering kali lebih panjang dari akalnya
Tapi dia hanyalah bocah kecil Emak, Zu…
Yang keras kepala tapi berhati lembut
Yang selalu egois tapi penuh kasih
Dan sebentar lagi, akan segera jadi bagian dari hari-harimu

Surat ini untukmu, Zu…
Temuilah Emak!
Ia akan bercerita banyak hal
Tentang anak laki-lakinya yang sangat mencintaimu



Agustus 2012

Selasa, 18 September 2012

NIA


 
Surga, ceritakanlah padaku tentangmu!

Terkadang hidup ini memang penuh dengan misteri
Mengapa jalan ceritamu berlaku sedemikian absurd?
Kala langkah menuju cita kau rentas dengan sempurna
Kereta kencana itu malah datang tiba-tiba

Aku mengerti, memang takdir bukanlah pilihan
Saat langit tak mau berbagi rahasia
Maka hidup akan selalu penuh kejutan
Seperti senyummu...
Yang hadir dengan pesona bidadari
Dan hilang dalam senja di pagi hari

Mungkin aku merasa tak cukup puas bersamamu
Mungkin kenangan bukan ganti sepadan bagi hadirmu
Mungkin suara tawa ceriamu terlalu cepat pergi berlalu
Dan mungkin aku terlalu rindu kepadamu

Tapi, siapakah yang mengerti tentang luka?
Saat orang yang terkasih harus menyalami takdir
Tanpa kata ia meninggalkan ku
Tanpa wasiat ia datang menemui-Mu
Dan takdir, memang tak pernah memberi pilihan

Mengenang sudari dan sahabatku tercinta

Mei 09

Kamis, 28 Juni 2012

LELAKI MALAM


Aku adalah bintang yang terbakar
Namun cahayaku akan mulai memudar
Mungkin perlahan lenyap dalam roda waktu
Tapi biarkanlah ceritaku hidup selamanya
Bersama puisi dan goresan sejarah

Kenanglah aku…!
Dipuncak sang temaram yang menggila
Lelaki yang tersenyum memeluk bayang-bayang
Mungkin rindu telah menghapus warna rembulan
Hingga bintang tidak lagi berharga untuk dipuja

Pada akhirnya beginilah asmara bercerita
Dalam bait-bait patah hati, nyanyikanlah!
Aku yang luka, mencumbu kabut yang beku
Menjelma bisikan yang menyeberangi langit

Aku adalah lelaki malam
Yang mengagumi hening paling mengerikan
Namun teramat sukar memahami hati seorang wanita
Tapi kenanglah aku…!
Mungkin sebagai sebuah bagian kejayaanmu
Saat jari lentikmu mengangkat piala kemenangan
Dan aku menangis dalam luka dan kekalahan

Mungkin ini adalah malam terakhirku
Tapi aku akan tetap di sini!
Menanti fajar datang membawa kehangatan pagi
Dan akulah yang akan terbakar dibawah mentari
Maka kenanglah aku…
Meski dalam rupa, sebuah cinta tanpa nama
Aku akan hidup selamanya!

Kamis, 14 Juni 2012

MENJUMPAI KEMATIAN


Pada akhirnya semua menjadi teramat sederhana
Seperti dalam sebuah hari yang biasa saja
Saat wujud kematian adalah bayang-bayang
Tak tersentuh, dan aku berjalan seperti sediakala

Tapi ini bukan perkara yang sukar
Bahwa hakikat mentari adalah mencintai horison
Dan senja tidak bisa dimaju mundurkan
Karena waktu bukan seperti jam weker
Yang bisa atur ulang kapan ia akan bersuara

Kapankah diri ini siap menghadap kematian?
Angka-angka itu bukan rumusan matematika
Bahwa detik kematian adalah teka-teki paling hakiki

Aku tidak ingin berada di dunia selamanya
Tapi aku masih ingin hidup seribu tahun lagi
Jika kau bertanya kepadaku,
Kapankah aku akan siap menghadap kematian?
Tidak sekarang
Tidak besok
Tidak lusa
Tidak pula nanti
Karena memang mungkin,
Tak pernah ada kata siap untuk sebuah kematian

Namun ketika pada akhirnya dia datang,
Aku akan tersenyum kepadanya!
Dan kuulurkan tanganku menyambut kehadirannya

Sungguh…
Yang terpenting bukan kapan kematian itu akan menjemputku,
Tapi dimanakah aku saat ia datang menjumpaiku?
Aku tahu, aku tidak bisa lari darinya
Karena waktu akan selalu berjalan maju
Hidup hanyalah menunda kematian

Sabtu, 04 Februari 2012

JANGAN TAKUT PADA BADAI


Aku berjalan melawan hujan

Dalam simfoni malam yang meragukan

Berdansa dalam pelukan dingin sang bulan

Bumi basah kuyup

Tubuh menggigil


Kadang hidup memang menakutkan

Duri tajam terserak sepanjang jalan

Perihnya tak jarang melumpuhkan kaki

Dan hati jadi kaku untuk berbagi pada nurani

Tapi mari kita bersulang,

Karena dalam setiap tanya, selalu ada jawaban


Nikmatilah perjamuan munafik ini

Topeng-topeng itu tidak akan pernah lepas

Saat pesta belum usai, mereka akan turut bernyanyi

Pada masanya, lampu pasti akan dipadamkan

Dan tibalah saatnya untuk membubarkan diri


Ah, mengapa harus takut pada badai?

Bukankah takdir hanya harus digenapkan?

Pada garisnya aku hanya cukup untuk terus maju

Memainkan langkah dengan sedikit improvisasi

Lalu saat badai datang, menarilah dalam hujan!


Meski takdir tak memberi banyak pilihan

Aku punya cukup waktu untuk memutuskan

Berjalan terus atau menyerah pada badai

Karena hidup adalah cita-cita

Dan cita-cita adalah hidup itu sendiri


Ayo sobat! Mari merayakan hidup!

Karena hidup, memang pantas untuk dirayakan!