Kamis, 28 Juni 2012

LELAKI MALAM


Aku adalah bintang yang terbakar
Namun cahayaku akan mulai memudar
Mungkin perlahan lenyap dalam roda waktu
Tapi biarkanlah ceritaku hidup selamanya
Bersama puisi dan goresan sejarah

Kenanglah aku…!
Dipuncak sang temaram yang menggila
Lelaki yang tersenyum memeluk bayang-bayang
Mungkin rindu telah menghapus warna rembulan
Hingga bintang tidak lagi berharga untuk dipuja

Pada akhirnya beginilah asmara bercerita
Dalam bait-bait patah hati, nyanyikanlah!
Aku yang luka, mencumbu kabut yang beku
Menjelma bisikan yang menyeberangi langit

Aku adalah lelaki malam
Yang mengagumi hening paling mengerikan
Namun teramat sukar memahami hati seorang wanita
Tapi kenanglah aku…!
Mungkin sebagai sebuah bagian kejayaanmu
Saat jari lentikmu mengangkat piala kemenangan
Dan aku menangis dalam luka dan kekalahan

Mungkin ini adalah malam terakhirku
Tapi aku akan tetap di sini!
Menanti fajar datang membawa kehangatan pagi
Dan akulah yang akan terbakar dibawah mentari
Maka kenanglah aku…
Meski dalam rupa, sebuah cinta tanpa nama
Aku akan hidup selamanya!

Kamis, 14 Juni 2012

MENJUMPAI KEMATIAN


Pada akhirnya semua menjadi teramat sederhana
Seperti dalam sebuah hari yang biasa saja
Saat wujud kematian adalah bayang-bayang
Tak tersentuh, dan aku berjalan seperti sediakala

Tapi ini bukan perkara yang sukar
Bahwa hakikat mentari adalah mencintai horison
Dan senja tidak bisa dimaju mundurkan
Karena waktu bukan seperti jam weker
Yang bisa atur ulang kapan ia akan bersuara

Kapankah diri ini siap menghadap kematian?
Angka-angka itu bukan rumusan matematika
Bahwa detik kematian adalah teka-teki paling hakiki

Aku tidak ingin berada di dunia selamanya
Tapi aku masih ingin hidup seribu tahun lagi
Jika kau bertanya kepadaku,
Kapankah aku akan siap menghadap kematian?
Tidak sekarang
Tidak besok
Tidak lusa
Tidak pula nanti
Karena memang mungkin,
Tak pernah ada kata siap untuk sebuah kematian

Namun ketika pada akhirnya dia datang,
Aku akan tersenyum kepadanya!
Dan kuulurkan tanganku menyambut kehadirannya

Sungguh…
Yang terpenting bukan kapan kematian itu akan menjemputku,
Tapi dimanakah aku saat ia datang menjumpaiku?
Aku tahu, aku tidak bisa lari darinya
Karena waktu akan selalu berjalan maju
Hidup hanyalah menunda kematian