Pada akhirnya semua
menjadi teramat sederhana
Seperti dalam sebuah
hari yang biasa saja
Saat wujud kematian
adalah bayang-bayang
Tak tersentuh, dan aku
berjalan seperti sediakala
Tapi ini bukan perkara
yang sukar
Bahwa hakikat mentari adalah
mencintai horison
Dan senja tidak bisa
dimaju mundurkan
Karena waktu bukan
seperti jam weker
Yang bisa atur ulang
kapan ia akan bersuara
Kapankah diri ini siap
menghadap kematian?
Angka-angka itu bukan
rumusan matematika
Bahwa detik kematian
adalah teka-teki paling hakiki
Aku tidak ingin berada
di dunia selamanya
Tapi aku masih ingin
hidup seribu tahun lagi
Jika kau bertanya
kepadaku,
Kapankah aku akan siap
menghadap kematian?
Tidak sekarang
Tidak besok
Tidak lusa
Tidak pula nanti
Karena memang mungkin,
Tak pernah ada kata
siap untuk sebuah kematian
Namun ketika pada
akhirnya dia datang,
Aku akan tersenyum
kepadanya!
Dan kuulurkan tanganku
menyambut kehadirannya
Sungguh…
Yang terpenting bukan
kapan kematian itu akan menjemputku,
Tapi dimanakah aku saat
ia datang menjumpaiku?
Aku tahu, aku tidak
bisa lari darinya
Karena waktu akan
selalu berjalan maju
Hidup hanyalah menunda
kematian
0 komentar:
Posting Komentar