Aku adalah bintang
yang terbakar
Namun cahayaku
akan mulai memudar
Mungkin perlahan
lenyap dalam roda waktu
Tapi
biarkanlah ceritaku hidup selamanya
Bersama
puisi dan goresan sejarah
Kenanglah
aku…!
Dipuncak
sang temaram yang menggila
Lelaki yang
tersenyum memeluk bayang-bayang
Mungkin
rindu telah menghapus warna rembulan
Hingga
bintang tidak lagi berharga untuk dipuja
Pada
akhirnya beginilah asmara
bercerita
Dalam bait-bait
patah hati, nyanyikanlah!
Aku yang
luka, mencumbu kabut yang beku
Menjelma
bisikan yang menyeberangi langit
Aku adalah
lelaki malam
Yang mengagumi
hening paling mengerikan
Namun teramat
sukar memahami hati seorang wanita
Tapi
kenanglah aku…!
Mungkin
sebagai sebuah bagian kejayaanmu
Saat jari
lentikmu mengangkat piala kemenangan
Dan aku
menangis dalam luka dan kekalahan
Mungkin ini
adalah malam terakhirku
Tapi aku
akan tetap di sini!
Menanti
fajar datang membawa kehangatan pagi
Dan akulah
yang akan terbakar dibawah mentari
Maka
kenanglah aku…
Meski dalam
rupa, sebuah cinta tanpa nama
Aku akan
hidup selamanya!
0 komentar:
Posting Komentar